Sabtu, 17 Maret 2012

Produksi jadi Prioritas


Matakuliah : Bhs Indonesia (softskills)
Dosen Pembimbing : TRI WAHYU RETNO N

Sumber artikel : Kompas

 


Sragen, KOMPAS - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginginkan peningkatan produksi pangan menjadi prioritas bangsa. Untuk itu,perhatian, program dan anggaran harus diarahkan untuk mencapai peningkatan produksi pangan tersebut.
            Seusai  panen raya di Dusun Bener, Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen, jawa Tengah (17/2) , Presiden Yudhoyono mengatakan produktivitas padi yang saat ini mencapai rata-rata nasional 5,1 ton per hektar diharapkan kedepan dapat ditingkatkan menjadi 8 ton per hektar. Daerah-daerah yang telah mendapat surplus padi diharapkan dapat menjaga , bahkan meningkatkan lagi produktivitasnya. Sementara daerah lain yang masih defisit diharapkan dapat mengikuti langkah daerah lain yang telah surplus.
            "Kami ingin produktivitas pangan menjadi prioritas. Ini berlaku diseluruh tanah air, “kata SBY di dampingi Ny. Ani Yudhoyono dan sejumlah menteri, antara lain Menteri Pertanian Suswono, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari LK Pangestu, Serta Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng.
            Untuk mencapai target ini Presiden agar menyerukan agar Gubernur, Bupati, dan Walikota memberi perhatian khusus kepada petani. Ia meminta agar kepala daerah sering kelapangan menemui petani, “sering-seringlah bertemu petani agar mengerti kebutuhan dan persoalan petani sehingga kebijakan dan solusi yang diberikan tepat , “ujar Presiden .
            Ia juga meminta agar komunikasi kelompok tani dengan pemerintah daerah,dunia usaha, dan dunia penelitian ditingkatkan. Dengan demikian, akan dicapai produktivitas tanaman yang tinggi, tahan hama, serta efisien dalam penggunaan pupuk. “Alhamdulillah, meskipun sekali-sekali masih ada bencana, iklim kita sekarang lebih bersahabat. Momentum ini disia-siakan untuk bercocok tanam, “katanya.
            Presiuden mengakui akibat perubahan iklim, jenis hama baru muncul. Namun, diakuinya masih ada kekuirangan pestisida. Peran penyuluh pertanian akan lebih ditingkatkan mendampingi petani.
            Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan, kecenderungan kenaikan harga beras di pasaran saat ini tidak terlalu mengkhawatirkan. Disisi lain, harga jual panen dari petani harus dibantu demi meningkatkan kesejahteraan petani. Saat ini pemerintah bersama semua pemangku kepentingan masih terus menggodok harga pembelian pemerintah (HPP) gabah dan beras. HPP akan ditingkatkan dalam batas wajar agar ptani ikut menikmati harga beras yang kini cukup tinggi di pasaran.
Pedagang luar daerah
            Untuk memperoleh gabah dari petani, Perum Bulog harus berebut dengan perusahaan penggilingan padi setempat dan pedagang padi dari luar daerah. Harga gabah ditingkat petani yang sudah mulai panen saat ini, panen mencapai sekitar 20% dari sekitar 800.000 hektar areal tanman padi di Jember.


Pendapat Saya

1.     Pemerintah daerah sebaiknya mengadakan perkreditan pertanian penunjang hasil panen yang maksimal. Misalnya seperti pupuk, mesin dan alat bantu lainnya. Dengan beginim, para petani mudah untuk mendapatkan hasil yg panen optimal karena kebutuhan peralatan pertanian mereka tercukupi tanpa harus menunggu  banyak waktu untuk mengumpulkan dana yang besar untuk membeli alat penunjang tersebut.

2.     Pemerintah sebaiknya mengadakan pengarahan bagi para petani yang berada di daerah defisit agar mereka mampu mengikuti jejak petani-petani yg sukses (yg berada di daerah surplus), seperti diadakannya “Seminar Pertanian” yang membahas  tentang , mengatasi masalah iklim , hama , menjaga dan memelihara ladang .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar